Minggu, 15 November 2015

BUDIDAYA CACING SUTERA MODERN (MEDIA NAMPAN)


Pendahuluan

Tehnologi perikanan belakangan ini telah berhasil memijahkan beberapa jenis ikan baik ikan hias ataupun ikan konsumsi dengan pemijahan alami ataupun buatan, akan tetapi keberhasilan dalam pemijahan larva ini tidak diikuti oleh keberhasilan dalam pengembangan teknologi pemeliharaan larva, yang ditandai dengan tingkat mortalitas yang masih tinggi. Padahal usaha budidaya ikan dan udang semakin giat dilaksanakan baik secara intesif maupun secara ekstensif. Salah satu penyebab rendahnya SR (Survival Rates/Tingkat Kehidupan) larva adalah masih rendahnya penguasaan teknologi penyediaan pakan, khususnya pakan alami.

Berdasarkan permasalahan tersebut, salah satu alternatif pemecahannya adalah mencari pakan alami yang lebih murah untuk menekan biaya akan tetapi nilai nutrisinya lebih lengkap. Penggunaan  pakan alami untuk budidaya ikan memiliki beberapa keuntungan selain harganya yang lebih murah juga tidak mudah busuk sehingga dapat mengurangi pencemaran kualitas air, lebih mendekati pada kebutuhan biologis ikan karena merupakan jasad hidup dan mempunyai kandungan gizi yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan pakan buatan.

Salah satu diantara banyak pakan alami adalah cacing sutra atau juga dikenal dengan cacing rambut. Cacing sutra ini menjadi favorit bagi semua benih ikan yang sudah bisa memakan pakan alami. Cacing sutra ini biasanya diberikan dalam keadaan hidup atau masih segar ke dalam air karena lebih sukai ikan. Cacing sutra (Tubifex sp) cukup mudah untuk dijumpai, dan jika dibudidayakan tidaklah sulit untuk melakukannya. Kemampuanya beradaptasi dengan kualitas air yang jelek membuatnya bisa dipelihara di perairan mengalir mana saja, bahkan pada perairantercemar sekalipun. Selain itu juga bisa bertahan lama hidup di air dan nilai gizi yang ada pada cacing ini cukup baik untuk pertumbuhan ikan. Berbagai keunggulan ini membuat Cacing sutra (Tubifex sp) menjadi primadona pakan alami bagi dunia pembenihan. Namun ketersediaan pakan alami berupa cacing sutra masih tergantung pada kondisi alam sehingga dalam waktu – waktu tertentu sulit diperoleh

Pengembangan pakan alami cacing sutra masih tergolong tradisional. Sebagian besar pemenuhan kebutuhan akan cacing sutra didapat dari alam. Hal tersebut dikarenakan teknologi budidaya dari cacing sutra ini belum berkembang dengan baik, sehingga masih mengandalkan tangkapan dari alam. Proses pengambilan cacing sutra dari alam membutuhkan penanganan khusus dan ketelatenan agar didapatkan cacing yang tahan dan dapat hidup di luar habitatnya hingga dapat didistribusaikan kepada konsumen.

Kandungan gizi cacing sutra cukup baik bagi pakan ikan yaitu berupa protein         (57 %), lemak (13,3 %), serat kasar (2,04 %), kadar abu (3,6 %) dan air (87,7 %). Kandungan nutrisi cacing sutra tidak  kalah dibanding pakan ikan alami lainya seperti Infusoria, Chalama domunas, Kotioero Monas .sp, Artemia .sp (Khairuman et al., 2008)

Budidaya Dengan Tray/Nampan Plastik

Budidaya cacing sutra dengan menggunakan media nampan/tray ini bisa menggunakan System SCRS( Semi Closed Resirculating System). Sistem SCRS ini sebetulnya bukan hal baru pada sistem pembesaran pada budidaya udang. Sistem ini pada dasarnya mengolah dan menggunakan kembali air yang sudah dipakai pada proses budidaya udang. Pengisian air  baru dari luar sistem hanya dilakukan untuk mengganti air yang susut/berkurang akibat kebocoran ataupun evaporasi.

Pada sistem budidaya cacing sutra dengan menggunakan nampan/tray ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

1)      Lebih hemat dalam penggunaan air.
Air yang sudah melewati susunan media pada nampan/tray ditampung dengan wadah yang ada dibagian bawah rak untuk kemudian dialirkan kembali ke media yang paling atas dengan menggunakan pompa air/dab.

2)      Menghemat Penggunaan Probiotik dan Obat-obatan lainnya.
Probiotik dan obat-obatan yang dicampur pada media tumbuh/substrat budidaya cacing sutra yang ikut terbawa arus air tidak terbuang dengan percuma ke perairan luar. Probiotik yang ikut tertampung pada wadah bagian bawah wadah rak bersama air bisa digunakan kembali dengan cara dialirkan ke media yang paling atas dengan bantuan pompa air/dab.

3)      Budidaya cacing sutra dengan sistem ini tidak membutuhkan lahan yang luas, karena medianya disusun ke atas secar vertikal yang cenderung bisa juga dilahan yang sempit seperti disela-sela sekatan rumah ataupun tempat lainnya.

Agar kapasitas produksinya bisa maksimal ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tubifex sp  dengan sistem tray/nampan ini, yaitu :
Nampan diusahakan agar yang awet dan tahan pecah, sehingga bibit yang sudah ada dimedia tidak mesti mengulang dari awal budidaya yang biasanya membutuhkan waktu 50 – 57 hari mulai dari awal sampai dengan panen.
Kayu balok dan reng bambu yang dipakai juga diusahakan agar kwalitasnya juga bagus untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti patah/roboh akibat kayu/reng bambunya patah atau gampang rapuh.
Jumlah nampan/tray diatur sebanyak mungkin dengan tetap memperhatikan kekuatan rangka yang ada
Semakin banyak rak/susunan kerangka akan semakin banyak produksi cacing sutra yang akan dihasilkan

Produksi cacing sutra dengan media nampan, menurut informasi Bapak Agus Tiyoso Penemu Budidaya cacing sutra dengan media nampan ini, bisa mencapai 1 gelas/nampan dengan siklus panen sesudah masa panen perdana bisa 5 – 10 sehari sekali. Dengan asumsi 1 gelas = 250 ml, maka apabila kita bisa memanen 10 nampan/hari maka produksinya  akan  mencapai 2,5 liter/hari. Terkadang panennya bisa mencapai 15 – 20 nampan/hari. Jika dikalikan dengan Rp. 15.000,00 rupiah maka penghasilan dalam sehari bisa mencapai Rp. 37.500,00. Tentu saja penghasilannya bisa lebih dari itu apabila jumlah cacing sutra dalam nampan yang dipanen lebih dari 10 nampan. Jadi semakin banyak nampan yang dibuat dengan semakin banyak rak-rak budidaya cacing sutra yang dibuat maka kapasitas produksi yang ingin dicapai pun bisa semakin meningkat.

Analisa Usaha

Sebuah analisis usaha sangatlah penting untuk mengetahui kelayakan suatu usaha apakah  bisa mendapatkan keuntungan yang layak atau tidak. Langkah pertama untuk menganalisa suatu usaha adalah menentukan biaya produksi kemudiabiaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk melakukan usaha. Biaya produksi dapat dibedakan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu musim produksi, sedangkan biaya variable merupakan biaya yang habis dalam satu musim produksi. Analisis finansial sangat dibutuhkan dalam usaha apapun untuk mengetahui tingkat efisiensi, serta tingkat keberhasilan usaha dan layak tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan.

Usaha budidaya cacing sutra dengan nampan ini sangat menjanjikan. Bayangkan hanya dengan 100 buah dan biaya produksi Rp 3.508.250,-  setahun bisa menghasilkan pendapatan dari penjualan cacing sutra setahun yang mencapaiRp 11.625.000,-.Berarti bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8.116.750,-/ 1 rangkaian rak. Penghasilan dalam 1 bulan hanya dengan 1 rangkaian rak nampan yang berisi 100 nampan besar adalah Rp 676.396,- Apabila kita mempunyai 10 rangkaian rak nampan besar maka keuntungan pertahun yang bisa didapat adalah sekitar Rp 81.167.500,-, dan penghasilan/bulannya bisa mencapai Rp 6.763.960,-sebuah penghasilan yang tinggi untuk ukuran sekarang. Apalagi dengan berbudidaya cacing sutra dengan nampan ini tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas dan bisa juga di pekarangan atau sekatan rumah kita.

Berdasarkan nilai pendapatan dan biaya produksi, didapatkan nilai rationya 3,31. R/C rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1,- biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya cacing sutra dengan media kolam semen ini akan memperoleh penghasilan Rp. 3,31,-.
ntuk lebih jelasnya bisa melihat tabel analisa usaha tahunan budidaya cacing sutra dengan menggunakan nampan besar adalah sebagai berikut :



REFERENSI :
http://bisnisusaha.info
http://mahmudsmadawangi.blogspot.co.id/

BUDIDAYA CACING SUTERA MODERN MEDIA KOLAM

Bisnis ini sangat menjanjikan karena bisa menghasilkan untung besar melimpah. Apalagi untuk waktu sekarang permintaan cacing sutra semakin tinggi apalagi kalau musim penghujan maka harga cacing sutera bisa naik tinggi dua kali lipat. Umumnya cacing sutera ini dibutuhkan banyak oleh peternak ikan hias, peternak lele dan beberapa budidaya ikan lainya.

Ada banyak peluang bisnis sampingan dan usaha rumahan yang bisa anda coba dirumah beberapa diantaranya adalah ternak budidaya cacing sutra dengan cara modern dengan banyak harga. Beberapa diantaranya menggunakan media tanpa lumpur, dengan nampan, kolam terpal dan media di aquarium. Biasanya cacing sutra ini digunakan untuk pakan ikan.
Sebelum kita masuk dalam proses pemeliharaan cacing rambut ini yuk ketahui dulu klasifikasi cacing sutra atau cacing rambut .

Cacing ini masuk dalam

Filum : annelida
Kelas : oligochaeta
Ordo : haplotaxida
Famili : tubifisidae
Genus : tubifex
Spesies : tubifex sp

Sedangkan untuk syarat kehidupan cacing sutera ini anda memerlukan media sebagai berikut :
– pastikan substrat lumpur di kedalaman maksimal 4 cm
– ph : 5.5 – 8.0 dan suhu : 25 – 28 c
– do( oksigen terlarut ) : 2,5 – 7,0 ppm

Nah umumnya cacing ini berada di air mengalir dengan debit air yang tidak terlalu besar. Cacing sutera ini masuk dalam golongan hewan hermaprodit yaitu hewan berkembang biak dengan cara pembuaahan telur di luar ( external ). Jadi telur yang dibuahi oleh pejantan sebelum saat menetas akan membelah jadi dua. Nah bagi anda yang ingin mengetahui bagaimana proses beternak cacing sutera ini silakan ikuti panduanya dibawah ini

PANDUAN TEKNIK LENGKAP BUDIDAYA CACING SUTRA

1. Cara persiapan membuat bibit cacing sutra
Untuk bibit cacing sutera ini anda bisa membelinya dari toko ikan hias atau bisa juga diambil dari alam. Namun bagi anda yang ingin mengambil bibit cacing ini dari alam pastikan cacing di karantina dulu karena kalau tidak maka da potensi membawa bakteri patogen. Sebaiknya cacing sutera ini dikarantina 2 sampai 3 hari dengan cara dialiri air bersih dengan aturan debit yang kecil dan pastikan juga air memiliki kandungan oksigen yang baik dan cukup.

2. Cara mempersiapkan media tumbuh untuk cacing sutra
Untuk area media tumbuh sutera ini sebaiknya dibuat mirip dengan kubangan lumpur  berukuran 1 x 2 meter yang sudah dilengkapi dengan saluran pemasukan dan juga pembuangan air. Sebaiknya setiap kubangan itu juga dilengkapi dengan petakan petakan kecil yang berukuran 20 x 20 cm dengan catatan tinggi bedengan atau tanggul yang ada sekitar 10 cm, yang penting laigi antar bedengan kubangan itu diberi lubang yang berdiameter sekitar 1 cm. Atau bagi anda yang ingin membuat konsep lain silakan gunakan media budidaya cacing sutera ini menggunakan nampan plastik atau dapat juga dibuat dari bahan terpal.

3. Proses pemupukan cacing sutera
Untuk proses pemupukan ini maka media ternak di pupuk dengan ramuan dedak halus atau ampas tahu sekitar 200 – 250 gr/m2 atau bisa juga menggunakan pupuk kandang sekitar 300 gr/ m2 hal ini digunakan sebagai sumber makanan cacing. Secara teoritis cacing sutera sangat menyukai aneka jenis bahan organik sebagai salah satu bahan makanan pokok mereka
Cara pembuatan pupuk untuk ternak budidaya cacing sutra
* kotoran ayam, lalu dijemur selama kurang lebih 6 jam agar kotoran ini kering dan semua gas berbahaya bisa segera menguap.
* tambahkan bakteri em4 atau yang sering dinamakan fermentor . Umumnya obat fermentor bisa anda dapatkan di toko pertanian, toko perikanan, dan juga toko peternakan.
* cara menambahkan bakteri ini adalah dengan mencampur ¼ sendok makan gula pasir dengan 4ml em4 dan 300 ml air lalu diamkan selama kurang lebih 2 jam. Kalau sudah silakan dicampur dengan 10 kg kotoran ayam yang sudah kering tadi
* kalau semua sudah merata silakan dimasukkan kedalam wadah yang ditutup rapat selama kurang lebih 5 hari agar proses fermentasi kotoran ayam dapat berlangsung dengan benar.
Proses fermentasi pada kolam cacing sutera
Proses ini dilakukan untuk menaikkan kandungan n-organik dan juga zat c-organik di dalam kolam agar naik sampai 2 kali lipat. Caranya cukup mudah untuk melakukan langkah ini yaitu media lahan direndam dengan  menggunakan air setinggi 5 cm selama kurang lebih -4 hari.
Penebaran bibit cacing sutera
Proses pemasukan bibit sebaiknya ditebarkan secara merata. Pastikan selama proses budidaya cacing sutera ini lahan dialiri air dengan kisaran debit 2-5 liter/detik (atau bisa dikatakan arus lamban)

4. Cara memberi pakan cacing sutra
Untuk proses pemberian makanan ini tidak menggunakan pur atau bahan lainya. Jadi memang proses pemeliharaan budidaya ini sangat gampang . Proses fermentasi yang dilakukan diatas sudah cukup untuk menyuplai makanan cacing sutera sampai hasil panen nanti.

Untuk proses peternakan yang dibahas kali ini menggunakan lahan uji coba budidaya dengan kolam tanah atau bisa juga terpal dengan ukuran 8 x 1,5 m dan kedalaman 30 cm. Sedangkan untuk dasar kolam ini hanya diisi menggunakan sedikit lumpur organik (bebas limb
ah kimia). Nah ikuti panduan lengkapnya dibawah ini

1. Keringkan kolam dan jemurlah lalu bersihkan kolam cacing ini dari rumput atau aneka jenis hewan lain yang bisa jadi hama untuk budidaya ternak cacing sutra, beberapa diantaranya adalah keong mas atau kijing.
2. Untuk jenis pipa pengeluaran sebaiknya dibuat dari paralon yang memiliki diameter 2 inci dengan ukuran panjang sekitar 15 cm.
3. Setelah proses pengeringan dan penjemuran kolam sudah selesai , pastikan didasar kolam tidak ada batu atau benda benda lainya. Isilah dasar kolam menggunakan lumpur halus sampai ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm. Lalu diratakan
4. Gunakan aliran air sebagai alat ukur kedataran permukaan lumpur dasar kolam tersebut. Jika kondisinya rata, maka kedalaman air akan terlihat sama di hampir semua bagian
5. Sekarang kotoran ayam kering bisa dimasukan kedalam kolam sebanyak 3 karung yang berukuran kemasan pakan ikan, pastikan tersebar merata caranya silakan diaduk dengan kaki. Kalau sudah sebaiknya kolam digenangi air sampai kedalaman air maksimum 5 cm,
6. Nah untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam sebaiknya anda memasang atap peneduh .
7. Nah sebelum penebaran benih sebaiknya kolam dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu agar gas beracun yang dihasilkan dari kotoran ayam itu hilang. Ciri mudahnya , kolam sudah tidak beraroma busuk lagi.
8. Sekarang anda bisa menebarkan 0,5 liter gumpalan benih cacing sutra kedalam kolam. Ingat sebaiknya siram dulu benih cacing ini di dalam baskom lalu masukan kedalam kolam. Hal ini dilakukan agar gumpalannya buyar.
9.  Setelah itu anda bisa mengatur aliran air dengan pipa paralon yang berukuran 2/3 inci. Beberapa waktu kedepan anda tinggal memanen hasil budidaya ternak cacing sutera yang menguntungkan ini

Cara Panen 

Masa panen cacing sutera ini umumnya setiap dua minggu sekali. Jadi bisa dikatakan bisnis ini sangat menjanjikan karena proses pemeliharaanya sangat mudah dan hasil pemanenanya cepat. Nah untuk cara pemanenan cacing sutera ini sebaiknya menggunakan serok halus / lembut. Umumnya cacing sutera yang baru diserok masih bercampur dengan berbagai media budidaya termasuk lumpur dan lainya. Nah caranya silakan dimasukkan kedalam ember atau bisa juga menggunakan bak yang diisi air, kurang lebih 1 cm diatas media budidaya. Hal ini dilakukan agar cacing rambut naik ke permukaan media budidaya tersebut.
Kalau sudah silakan ember ditutup sampai bagian dalam media menjadi gelap lalu biarkan selama enam jam. Umumnya setelah enam jam, cacing rambut yang masih menggerombol akan muncul diatas media dan bisa diambil menggunakan tangan. Umumnya dengan cara peternakan ini anda bisa mendapatkan cacing sutera kurang lebih 30 – 50 gram/m2 setiap dua minggu. Nah sebaiknya untuk mendapatkan cacing rambut yang banyak dan berkesinambungan sebaiknya panjang parit perlu dikelola dan dirancang sesuai dengan target panen setiap harinya. Nah semoga penjelasan cara budidaya cacing sutra ini berguna



SUMBER REFERENSI
www.bisnisusaha.info
www.usaharumahan19.com



repost dari : sambelajarhidup.blogspot.co.id